Thursday 18 December 2014

CERPEN KARENA KAMU YANG PERTAMA

Karena Kamu Yang Pertama

Hari ini, takdir Tuhan benar-benar membuatku takjub. Sudah 2 tahun aku tidak bertemu dengan seorang laki-laki yang berhasil mencuri cinta dariku untuk yang pertama kalinya, dan sekarang tanpa aku duga dia pindah satu sekolah bareng aku. Dan ketika kenaikan kelas sebelas. Aku ditakdirkan satu kelas dengannya.
Tuhan, Dia satu sekolah denganku saja aku sudah kehabisan kata-kata. Dan sekarang Engkau menakdirkan aku satu kelas?
Saat pertama kali masuk ke kelas XI-IPA 2 aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku perbuat. Jantungku benar-benar ingin meledak. Sosok yang pertama kali aku cari adalah “Dia” cinta sekaligus pacar pertamaku.
Saat bel masuk sudah berbunyi, masih tidak ku temukan sosoknya.
“Mungkin dia tidak sudi satu kelas denganku…” batinku. Namun dugaanku salah. Setengah jam kemudian dia datang.
Senyum bahagia merekah di sela-sela bibirku.
“Eh ngapain senyum-senyum sendiri? Kesurupan ya? Hahaha..” Tanya Fifid teman sebangku ku
“enak aja! Rese’ ah kamu..” Jawabku cemberut.
“Yeee.. Biasa aja kali bibirnya gak usah manyun 10 senti gitu..”
Aku tidak memperdulikan Fifid lagi. Terserah dia mau ngedumel apa. Ada hal yang lebih penting ketimbang meladeni fifid. Yaitu memperhatikan seorang yang sangat aku cintai sedang dihukum di depan kelas.
Sudah 2 bulan aku satu kelas dengannya, tapi sebatas ngobrol atau saling melempar senyum saja gak pernah. Ya Tuhan.. Dia benar-benar gak peka sama perasaanku. Ya.. Memang seharusnya begitu. Karena dia sudah mempunyai seorang pacar. Setiap hari pacarnya datang ke kelasku.
Rasanya muak dengan semuanya. Bagaimana tidak? Mereka berdua beradegan romantis di depan mataku. Tapi, ternyata waktu membuatku terbiasa dengan semua itu. Aku tabah. Cuma buat dia. Ya.. Cuma buat dia.
Semakin hari aku semakin tidak kuat menyembunyikan perasaanku. Aku masih mencintainya. Namun aku tidak bisa berbuat apa-apa selain membisu.
Ternyata Tuhan benar-benar mendengar doaku. Setelah berbulan-bulan aku hanya terlihat seperti orang asing baginya. Sekarang tidak lagi. Dia pindah tempat duduk di sampingku. Ya meskipun berjarak satu bangku. Tapi itu masih bisa dikategorikan di sampingku.
“Eh Stef.. Minjem headsetmu” kataku pada sahabatku Stefi saat jam pelajaran agama kosong
“Aku juga pinjem step..”
“Enak aja, aku duluan yang pinjem..”
“gak bisa, aku duluan stef..”
“Aku duluan!”
“Lagian Handphonemu kan lagi dicharger..”
“iya.. Iya.. Nih!” aku menyerahkan headset kepadanya.
Dia hanya menatapku, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Itu untuk pertama kalinya aku bertengkar dengannya sejak satu kelas.
Saat jam terakhir, dia pindah duduk di belakangku. Aku benar-benar tidak berani menolehkan kepalaku. Tiba-tiba fifid tertawa sendiri “Kenapa kamu haaa?” tanyaku.
“Lihat aja. Di jilbabmu ada tulisan apa? Hahaha..”
Aku menoleh dan ternyata ada kertas yang menempel dengan tulisan yang benar-benar tidak sopan. “Siapa yang nempelin ini? Kamu far?” tanyaku sambil mendelik ke arah ghofar.
“Enak aja! Tuu pelakunya si vicky..” Aku tidak berani berbuat apa-apa kalau dia yang melakukan. Ku lihat dia pura-pura tidur. Ingin rasanya menjitak kepalanya itu. Tapi aku tidak berani.
Semakin hari aku sering bercandaan dengannya , meskipun bareng teman-teman yang lain. Tapi itu cukup membuatku merasa bahagia. Saat jam istirahat, dia disamperin pacarnya. Ya itu memang sudah menjadi rutinitas mereka. Cemburu kerap kali menghampiri. Tapi aku mencoba tetap tabah.
Banyak hal yang membuatku merasa heran, ketika kaos olahragaku hilang. Beberapa hari kemudian. Kaos olahraganya juga hilang. Aku heran sekali sungguh. Apa ini yang dinamakan jodoh? Tanpa diduga banyak peristiwa yang tanpa sengaja bisa sama. Aku harap begitu. Hingga detik ini aku masih setia menunggumu, dan mencoba tetap tabah meski aku sering melihatmu bersama pacarmu.
Cerpen Karangan: Ana Suciati

No comments:

Post a Comment

Beri komentar di sini

My Merguee

thatweb.com

123website.co.id Thatweb

Linking to YouLikeHits