Bermodalkan kulit sawo matang, dan senyum yang mempesona ialah Fathir, seorang pria yang ku kagumi sejak kelas 8 smp, memiliki tinggi badan yang ideal bak seorang atlet basket, dan mempunyai kecerdasan yang membuat ia semakin menjadi pria yang di idolakan setiap wanita, ingin sekali rasanya aku berkenalan dengannya, walaupun hanya dikatakan sebagai teman, akan tetapi segelintir hasrat ini ingin melampaui dari itu, aku berserah diri kepada tuhan, biarlah ia yang menentukan takdir hidupku.
Letak ruangan kelasku memang berhadapan dengan lapangan sekolah, jadi tak heran jika dari jendela saja kami dapat melihat aktivitas-aktivitas siswa yang berada di lapangan, kamis merupakan hari yang paling kutunggu, mengapa? Ya karena pada hari ini pria idaman ku memiliki jadwal berolahraga, tak sabar rasanya ingin melihat keahliannya dalam memainkan bola basket, yang terkenal lincah itu, sejenak aku memperhatikan guru yang sedang mengajar di depan kelas, akan tetapi aku lebih sering melihat ke arah jendela yang berarti aku sedang memperhatikan pria itu, sampai-sampai temanku menanyakan siapa yang aku perhatikan di balik jendela itu. “siapa yang sedang kamu lihat Reta?” tanya Dita, “enggaaak ppappa kok Dit”. Jawab ku dengan perasaan gugup, “oh aku tahu, pasti kamu lagi liatin dia yaa?”, “sssiapa bilang aaaku llagi liatin pohon” aku pun semakin tidak dapat mengelak. “ngaku aja deh nggak papa kok” rayu Dita, “hmm iya Dit aku lagi ngeliatin dia, aku pengen banget kenal sama dia”, “oh Fathir, kamu mau kenalan? Sini nanti aku bantu” sahut Dita, “nggak usah Dit, aku malu”. “alah nggak papa lagi, kita kan Cuma mau kenalan”, “iya deh terserah kamu, tapi janji ya cuma kenalan aja”, “siap mbak” kata Dita.
Tak lama bel istirahat pun berbunyi, tanda pelajaran ke 3 dan ke 4 usai, seperti biasa aku bersama Dita pergi ke kantin untuk mengisi perut yang keroncongan, tak sengaja aku menabrak sisi sebelah kanan tangannya yang sedang memegang air minum, dan air minum itu mengenai wajahku, dengan segera ia membersihkan wajahku yang basah dengan sebuah sapu tangan yang ia ambil dari saku pakaian, dan membersihkan secara perlahan, “maaf, ini semua salah ku” aku pun meminta maaf, “nggak papa kok, ini juga salahku yang jalannya nggak liat ke depan, oh iya kalau boleh tahu, nama kamu siapa?” ia pun mengajakk berkenalan, sampai akhirnya bel pun berbunyi menandakan waktu istirahat telah usai.
Waktu pun menunjukkan pukul 12.30 Wib, yang artinya waktu pulang sekolah pun tiba, Dita yang awalnya berjalan denganku kini telah di jemput oleh sang kekasih, akhirnya tinggal lah aku sendiri menapaki jalan yang panjang dengan ditemani teriknya cuaca di siang hari, dari belakang tubuhku ini terdengar suara knalpot motor yang secara perlahan membuntuti ku, lantas aku memutar arah tubuh ku “loh, kok kamu ada disini?”, ia pun menjawab “aku nggak tega sama kamu, jalan kaki, di hari yang terik seperti ini, sini aku antar”. Ia pun segera menarik tanganku sebagai rasa sangat perduli dengan kondisiku, dan akhirnya aku diantar pulang hingga sampai ke rumah.
Seminggu berlalu hubungan kami pun semakin dekat, melalui via sms dan facebook kami lebih mengenal satu sama lain. Hingga tiba waktunya ia menyatakan perasaanya kepadaku melalui setangkai mawar yang ia berikan ketika pulang sekolah, “Reta, mau kah kamu menjadi pacar sekaligus penyemangatku?”, aku pun tak dapat berkata dan hanya dapat menganggukkan kepala, dan dari situlah dimulai cerita cinta pertamaku.
Cerpen Karangan: Tria Monica
No comments:
Post a Comment
Beri komentar di sini